TUGAS PPKN-SD
Tentang:
KABUPATEN BOJONEGORO
Kelas: PJKR-D
Disusun
Oleh:
Shouki Nurfarid A. H
2101000510637
JURUSAN PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN
ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2013
Peta
Kabupaten Bojonegoro
1)
Letak Kabupaten
Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro terletak di Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Bojonegoro berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban di utara,
Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten
Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora, Jawa Tengah, di barat.
2)
Sejarah Kabupaten Bojonegoro
a)
Zaman Sebelum Kabupaten Berdiri
Kehidupan pra sejarah Indonesia khususnya Pulau Jawa tidak
bisa dilepaskan dari keberadaan Bengawan Solo, maka Bojonegoro yang dibelah
oleh sungai Bengawan Solo mempunyai dua wilayah Utara dan Selatan serta dua
daerah Jipang Hulu(sekarang Jipangulu yang berada di bawah pemerintahan desa
Ngelo Kec. Margomulyo wilayah bagian barat kabupaten bojonegoro) dan Jipang
Hilir dan dikelilingi gunung Kendeng dan Gunung Pandan. Setiap makhluk hidup
memerlukan air, begitu halnya dengan manusia pra sejarah, mereka juga
memerlukan air untuk hidup, dan air Bengawan Solo sanggup mencukupi kebutuhan
mereka akan air.
Bengawan Solo dan daerah sekitar alirannnya juga menjadi
tempat kubur sebagian binatang dan manusia zaman pra sejarah. Fosil makhluk
bertulang belakang ditemukan penduduk Karangpoh - Jawik kecamatan Tambakrejo di
hilir sungai Tinggang (1985), seperti halnya fosil-fosil yang banyak ditemukan
di daerah Trinil dan Sangiran Ngawi yang termasuik daerah aliran Bengawan Solo.
·
Orang Kalang
Di daerah perbatasan Blora – Tuban – Bojonegoro, sekarang
masuk wilayah antara Kedewan dan Senori Tuban ditemukan 47 kuburan batu. Mereka
diyakini sebagai sekelompok orang yang disebut Kalang yang hidupnya di tengah
lebatnya hutan dan berlindung di gua-gua. Dan kemungkinan mereka termasuk dari
rumpun Malaya-Polynesian awal yang hidup pada masa megalitikum suatu zaman yang
menghasilkan bangunan-bangunan batu besar yang berkembang setelah zaman kehidupan
bercocok tanam meluas.
Menurut pendapat lain, dilihat dari temuan perkakas dari
logam di tempat tinggalnya seperti pisau dapur, kapak tebang dan lain-lain. Orang
Kalang adalah sekelompok pekerja/kuli; seperti kuli kayu, dan kuli batu.
·
Masa Sejarah Kuno
Sejarah Indonesia kuno berlangsung selama 12 abad, dimulai
dari abad IV Kerajaan Kutai Kaltim hingga abad XVI runtuhnya kerajaan Majapahit
Jatim. Dari beberapa artefak, benda-benda peninggalan sejarah yang ditemukan
dan dari cerita-cerita rakyat serta digabungkan dengan nama-nama beberapa
daerah seperti Mlawatan, Badander dan Matahun bisa disimpulkan bahwa sejarah
Bojonegoro Kuno bercorak Hindu di bawah kekuasaan Majapahit.
Setelah Majapahit runtuh, kehidupan
politik sosial ekonomi budaya dan agama lambat laun menyesuaikan dengan
penguasa yang datang setelah itu yakni kerajaan Demak yang bercirikan Islam.
b)
Zaman Madya
Setelah kerajaan super power Majapahit runtuh dan banyak
daerah-daerah yang memerdekaan diri menjadi kerajaan-kerajaan kecil, salah
satunya kerajaan Islam Demak dengan penguasa pertamanya Raden Patah Senapati
Jimbun Adipati Bintoro. Tibalah masa Bojonegoro masuk wilayah kerajaan Islam
Demak, Raden Patah mengangkat puteranya, Pangeran Sekar Kusuma yang dikenal
dengan Pangeran Seda Lepen menjadi Adipati di Jipang. Pusat kadipaten Jipang
adalah Blora Selatan antara Cepu dan kota Blora sekarang. Pangeran Sekar Kusuma
yang sangat dihormati rakyat Jipang terbunuh oleh Surayata utusan Sunan Prawata
sewaktu pulang dari salat Jumat, di pinggir sungai Bengawan Solo maka dijuluki
SEDA (mati) LEPEN (sungai).
Setelah sultan Demak I, Raden Patah digantikan putera
tertuanya, Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Pangeran ini mati muda saat melawan Portugis 1521 dan belum mempunyai anak.
Yang seharusnya menggantikannya adalah Pangeran Seda Lepen,
putra Raden Patah berikutnya, namun ini tidak terjadi, yang memegang pimpinan
Demak adiknya, Raden Tranggono hingga terbunuh di benteng Panarukan 1546.
Setelah itu ia digantikan oleh puteranya, Pangeran Prawata. Tentang suksesi
itu, tidak hanya Pangeran Seda Lepen yang sakit hati tetapi juga puteranya,
Pangeran Aria Penangsang, hak mereka berdua dilalui.
Untuk mengisi kekosongon pemerintahan Adipati Pajang, Jaka
Tingkir yang juga menantu Raden Tranggono didorong oleh saudara-saudara iparnya
untuk menduduki jabatan Sultan Demak 1549 namun baru dinobatkan pada 1558. Masa
kejayaan Demak mulai pudar dengan dipindahnya ibukota kerajaan beserta
benda-benda pusaka kerajaan Demak ke daerah Pajang oleh Jaka Tingkir yang
setelah menjadi raja berjuluk Sultan Adiwijaya/Sultan Pajang, maka berdirilah
kerajaan Pajang.
Raden Aria Penangsang menggantikan Pangeran Sekar Kusuma
menjadi Adipati Jipang, lalu berusaha membalas kematian ayahnya. Aria
Penangsang tidak tunduk ke Pajang karena tidak mengakui keabsahan Adipati
Pajang menjadi Sultan, memuncaklah pertikaian Jipang-Pajang yang juga
melibatkan dua orang wali, Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga dalam ranah politik
praktis, yang disinyalir sejak lama mereka sering bersaing dalam memengaruhi
kebijakan politik kekuasaan.
Pertikaian Jipang – Pajang akhirnya dimenangkan oleh Pajang
dengan bantuan dari Ki Gede Pemanahan, Ki Juru Martani dan Ki Panjawi. Jipang
jatuh dalam kekuasaan Pajang pada tahun 1558. Aria Mataram, saudara Aria
Penangsang dari lain ibu, diangkat menjadi Adipati Jipang oleh Sultan Pajang
tindakan politis ini untuk meminimalisir dendam Jipang terhadap Pajang.
Aria Mataram sebagai Adipati Jipang segera bekerja dan
meneruskan segala yang telah diperbuat oleh ayahnya, Pangeran Sekar Kusuma
untuk kemakmuran rakyat Jipang yang sempat mundur karena peperangan. Aria
Mataram menugaskan seorang muballigh yang terkenal dengan sebutan Kiai Menak
Anggrung, makamnya di Kuncen-Padangan untuk mengajarkan agama Islam ke wilayah
Jipang sebelah Timur dan Selatan Bengawan Solo.
c)
Bojonegoro Di Masa Kerajaan Mataram
Pangeran Benawa putra Sultan Pajang tidak mampu melawan
Senapati Sutawijaya yang telah merebut kekuasaan Pajang 1587. Senopati
memboyong semua benda pusaka kraton Pajang ke Mataram. Senapati secara biologis
anak Ki Gede Pemanahan tetapi diambil anak angkat sejak kecil oleh Sultan
Adiwijaya, jadi dia adalah saudara angkat Pangeran Benawa. Semasa kecil
Sutawijaya bernama Raden Mas Ngabehi Loring Pasar. Jipang di bawah Adipati Pangeran
Benawa I, tidak banyak kemajuan mungkin hanya memindah pusat kadipaten ke lebih
selatan dan tetap di utara Bengawan Solo, lalu diteruskan oleh anaknya, yang juga
bernama Pangeran Benawa II.
Kemudian diganti oleh Raden Jambu Adipati VI sebelum Raja II
Mataram, Panembahan Krapyak mangkat 1613 menggantikan Sutawijaya pada 1601.
Jadi Raden Jambu memerintah Jipang 1598-1612. Diteruskan oleh putranya, Adipati
Sukawati. Karena jasanya kepada Mataram menaklukkan Tuban 1619 hingga penguasa
Tuban, Pangeran Dalem melarikan diri ke Bawean, kembali ke desa Rajekwesi. Lima
tahun kemudian meninggal dunia dan dimakamkan di Kadipaten 1624, makamnya
disebut Buyut Dalem. Keturunan Sukawati memerintah Jipang sampai saat
berdirinya Kabupaten Jipang pada tahun 1677.
d)
Tahun Berdirinya Bojonegoro
Kabupaten terbentuk sebagai akibat kekalahan politik
Susuhunan terhadap Kompeni yang melahirkan dua Keraton; Surakarta dan yogyakarta.
Maka tanggal lahir Kabupaten Bojonegoro menurut data Serat Prajangjiyan Dalem
Parara Ingkang Jumeneng Nata tanggal 20 Oktober 1677 dan Mas Tumapel sebagai
Bupati I. Pada masa ini pusat pemerintahan bergeser ke seberang Bengawan Solo
(Padangan, sekarang) dari arah pendudukan Kumpeni di pantai. Mas Tumapel
merangkap menjadi Wedana Bupati Mancanegara Timur.
Pada tahun 1725 Susuhunan Paku Buwana II naik tahta, tahun
itu juga memerintahkan Raden Tumenggung Haria Matahun I memindahkan pusat
pemerintahan Jipang dari Padangan ke desa Rajekwesi. Mulai saat itu nama
Kabupaten Jipang berubah menjadi Rajekwesi, letaknya 10 km arah selatan kota
Bojonegoro. Politik divide et impera Belanda berhasil memecah belah
Mataram menjadi dua, Surakarta Hadiningrat dan Jogyakarta Hadiningrat melalui
Perjajanjian Gianti 1755. Akibat perjanjian tersebut Jipang Bojonegoro
ditetapkan menjadi wilayah Kerajaan Jogyakarta.
Pada 20 Juni 1812, Inggris melalui Thomas Stamford Rafles
memperkecil Kerajaan Jogyakarta, bahwa Kabupaten Jipang diserahkan kepada
Inggris. Jipang menjadi daerah jajahan, bupati berubah menjadi ‘pegawai’
gupernemen di bawah Residen Rembang, Jawa Tengah. Rakyat Jipang bersama RT.
Sosrodilogo melakukan pemberontakan-pemberontakan, tetapi pada tanggal 2
Januari 1828 Kolonel Van Griesheim berhasil merebut kota Rajekwesi, kota rusak
berantakan sementara Sosrodilogo melanjutkan gerilya di pedalaman.
Tanggal 25 September 1828 nama Rajekwesi berubah menjadi
Bojonegoro, kota baru ini dibangun 10 km utara kota lama Rajekwesi, di tepi
Bengawan Solo, dilalui jalan pos Rajekwesi-Babad-Lamongan-Surabaya. (Kenapa
tidak menetapkan tanggal 25/9/1828 sebagai hari jadi Bojonegoro karena lebih
spesifik menyebut kata Bojonegoro). Demikian ikhtisar yang singkat
sejarah masa-masa awal berdirinya Kabupaten Bojonegoro. Sengaja tidak kami
paparkan sejarah Bojonegoro pada zaman Penjajahan hingga hari ini, karena kami
yakin referensi untuk hal itu lebih banyak dan mudah di dapat. Semoga bisa
diambil hikmahnya dan bermanfaat bagi kita generasi selanjutnya.
3)
Kelebihan Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro adalah termasuk kota kecil. Akan tetapi, di
wilayah Kabupaten
Bojonegoro banyak
tersimpan hal-hal yang patut untuk dieksplor lebih dalam, baik dari segi
sejarah, budaya, tradisi, makanan khas, pariwisata baru dan peninggalan
sejarah, serta dari segi pertanian dan pertambangan. Berikut adalah
kelebihan-kelebihan Kabupaten Bojonegoro:
a)
Kayangan Api
Kayangan Api adalah salah satu obyek wisata yang sangat
populer di Bojonegoro. Kayangan Api yang merupakan sumber api abadi atau yang
tak pernah padam ini terletak di desa Sendangharjo, kecamatan Ngasem, sebuah
desa yang memiliki areal hutan seluas 42,29% dari luas desa.
Api yang keluar sebagai sumber abadi
obyek wisata ini merupakan sumber api alam, dan merupakan sumber api terbesar
di Asia Tenggara. Saat pengunjung akan menuju lokasi wisata Api Kayangan ini,
mereka akan terlebih dahulu melewati indahnya hutan jati yang hijau dan
rindang. Sesampaianya di lokasi, akan terdapat gapura dengan jajaran tiang yang
akan menyambut.
Di tengah tiang tersebut terdapat lingkaran batu yang
mengeluarkan gelombang panas, tempat dimana si api abadi bersemayam.
Masyarakat sekitar meyakini, bahwa
tempat ini adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Mpu Supa, atau
biasa disebut dengan Mbah Pandhe yang berasal dari kerajaan Majapahit. Mpu Supa
merupakan seorang pande besi yang biasa membuat alat-alat pertanian dan pusaka.
Kubangan lumpur yang berada di sebelah barat Kayangan Api dan berbau belerang
dipercaya masyarakat bahwa, Beliau masih beraktifitas sampai
"sekarang".
Dengan berbagai kepercayaan yang masih berkembang sampai
saat ini, membuat Api Kayangan ini menjadi tempat yang sangat sakral. Api yang
ada hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan
pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X dan
untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan / wilujengan dan
tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang
merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo.
b)
Waduk Pacal
Waduk atau bendungan pacal yaitu merupakan salah satu tempat
wisata yang ada di Bojonegoro, wisata ini menyuguhkan lingkungan alam yang
sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang sangat indah.
Bendungan yang di bangun pada tahun 1933 pada jaman Belanda itu bernama Waduk
Pacal (Bendungan Pacal) karena berada di desa Pacal. Bendungan Pacal ini
terletak 35 Km dari arah selatan kota Bojonegoro. Waduk Pacal yang memiliki
luas sekitar 3,878 kilometer persegi dan kedalaman 25 meter ini, merupakan
bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda dengan manfaat multifungsi.
Daya tarik wisata ini adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman
Belanda dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang
mempesona. Di tempat ini, setiap bulan Oktober bersamaan dengan hari jadi
Kabupaten Bojonegoro, digelar acara ritual Larung Sengkolo dan Jamasan
Waranggono Tayub. Fasilitas yang tersedia di lokasi wisata ini adalah
pesanggrahan (tempat menginap), arena memancing, perahu dayung dan beberapa
warung atau restoran. Sangat pas untuk wisata keluarga.
c)
Wana Tirta Dander
Obyek wisata ini terletak di desa Dander, sebelah selatan
kota Bojonegoro. Lokasi ini sangat ramai pada hari minggu karena banyak
masyarakat yang mengunjunginya pada saat hari libur. Didalam taman wisata ini
terdapat Kolam renang dan lapangan golf. Para pedagangpun ikut serta meramaikan
objek wisata ini. Sehingga pada saat anda berwisata di sini, di jamin anda
tidak akan kelaparan. Disana anda juga dapat melihat pesawat buatan Belanda
yang jatuh di taman wisata ini.Taman Wisata Tirta Wana Dander menawarkan segala
potensinya kepada para wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah. Didukung
oleh keindahan alam, serta pepohonan yang rindang menjadikan tempat wisata yang
memiliki andalan kolam renang ini menjadi lebih nyaman sebagai tempat
refreshing bagi anda sekeluarga.
d)
Produk Furnitur dan Kerajinan
Selain makanan dan objek pariwisata,
Bojonegoro juga terkenal dengan furnitur dan produk kerajinan. Bojonegro juga
dikenal sebagai salah satu produsen kayu jati di pulau Jawa, karena Bojonegoro
memiliki hutan jati besar dan lebar. Jadi, tidak mengherankan jika kabupaten
ini memiliki banyak furnitur dan industri kerajinan yang terbuat dari kayu
jati.
·
Perabotan Antik
Salah satu industri mebel di Bojonegoro adalah Mebel Antik.
Ini adalah industri furnitur terkenal di Bojonegoro yang memproduksi berbagai
jenis furniture indoor dan outdoor. Perabotan ini terbuat dari kayu jati
kualitas tinggi dan dibuat oleh pengrajin profesional. Perabot ini merupakan
mebel antik karena memiliki bentuk unik dan antik dengan desain yang tidak
biasa. Anda dapat mencoba untuk mengunjungi Bojonegoro dan mendapatkan furnitur
kayu Jati asli.
·
Kerajinan
Pusat kerajinan ini terletak di
kecamatan Kasiman, Bojonegoro. Anda dapat menemukan banyak kerajinan terbuat
dari kayu jati, pohon kelapa, tempurung kelapa, dan bahan lainnya.
Produk-produk kerajinan yang dibuat oleh pengrajin profesional dengan berbagai
desain dan kerajinan, seperti; lampu kayu, hiasan dinding, vas, miniatur, dll
Para pengunjung biasanya mengunjungi Bojonegoro dan membeli produk kerajinan
ini untuk souvenir dan oleh-oleh.
·
Kerajinan Tanah Liat
Kerajinan tanah liat atau teracota ini juga merupaka produk
yang unik khas dari Bojonegoro dan memiliki beraneka macam bentuk seperti hewan
dan di warna dengan bentuk yang unik.
e)
Batik Jonegoro
Menurut penelitian, sejarah batik
khas Bojonegoro: berawal dari ide bupati Bojonegoro yang terinspirasi dari
pengakuan batik Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, untuk
menindaklanjutinya diadakan perlombaan untuk mendesain motif batik yang
sesuai dengan potensi asli Bojonegoro. Kemudian tercipta sembilan motif yang
unik dan khas Bojonegoro yang di launching pada 29 Desember 2009 pada acara
tahunan pemilihan duta wisata Bojonegoro. Batik tersebut diberi nama
batik jonegoroan oleh bupati Bojonegoro.
Batik khas Bojonegoro ini memiliki 9 motif, antara lain:
·
Sekar Jati
·
Jagung Miji Emas
·
Parang Dahana Munggal
·
Mliwis Mukti
·
Gastra Rinonce
·
Pari Sumilak
·
Sata Ganda Wangi
·
Parang Lembu Sekar Rinambat
·
Rancak Thengul
f)
Potensi Pertanian dan Perkebunan
Bojonegoro
adalah Kabupaten agraris, yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan
pekebun. Berikut adalah hasil pertanian
dari Kabupaten Bojonegoro, yaitu: padi, tembakau, kedelai, jagung, dll.
Sedangkan hasil perkebunan yang sangat diandalkan oleh masyarakat Bojonegoro
adalah: salak wedi, blimbing ringinrejo, dll.
g)
Potensi Pertambangan
Minyak
Kabupaten
Bojonegoro memiliki pertambangan minyank yang berada di perbatasan Bojonegoro dengan
Blora, Jawa Tengah. Pertambangan minyak ini sekarang bernama Blok Cepu. Area pertambangan migas Blok Cepu 90%
lebih berada di wilayah Bojonegoro, dan saat ini eksplorasi
yang berjalan 100 % dari wilayah Bojongoro, eksplorasi minyak saat ini sekitar
22.000 barel per hari dari 7 sumur,
dari jumlah keseluruhan 48 sumur yang jika produksi full scale sekitar 165.000
barel per hari.
h)
Oleh-oleh Khas Bojonegoro yaitu Ledre
Pisang Raja
4)
Kekurangan Kabupaten Bojonegoro
Berikut adalah kekurangan Kabupaten Bojonegoro yang dibagi dari beberapa
aspek:
a)
Aspek infrastruktur, yaitu masih banyak jalan yang rusak walaupun telah
banyak perbaikan dilakukan. Jalan-jalan yang rusak juga dapat mempengaruhi
wisatawan untuk tidak datang ke tempat wisata di Bojonegoro.
b)
Aspek bencana alam, seperti:
·
Banjir, Kabupaten Bojonegoro selalu menjadi langganan banjir ketika musim
penghujan. Banjir terjadi dikarenakan sungai bengawan solo tidak mampu
menampung debit air hujan dan air kiriman.
·
Kekeringan, kekeringan terjadi
ketika musim kemarau tiba. Akan tetapi, rata-rata sumber air di seluruh wilayah
Bojonegoro masih dapat beroperasi dengan baik.
c)
Aspek pertanian, hasil pertanian di Kabupaten Bojonegoro masih sangat
memuaskan, akan tetapi penghasilan petani tidak sesejahtera dahulu. Itu
disebabkan karena mahalnya bibit unggul, pupuk, upah pekerja, dan biaya
produksi lainnya. Selain itu, perhatian pemerintah kepada nasib petani juga
berkurang, semua ini dapat dibuktikan dengan setiap tahunnya pemerintah pusat
selalu melakukan impor beras, bawang, garam, dan bahan makanan pokok lainnya
yang petani Indonesia mampu memproduksinya. Lebih baik pemerintah memaksimalkan
potensi petani Indonesia.
5)
Solusi Mengatasi Kekurangan di Kabupaten
Bojonegoro
Semua permasalahan pasti ada solusinya, berikut ini adalah solusi dari
beberapa kekurangan Kabupaten Bojonegoro di atas:
Ø
Aspek infrastruktur, solusinya:
perbaikan jalan raya memang harus tetap dilakukan, apalagi sekarang telah dalam
proses pembangunan proyek dua jalur rel kereta api Bojonegoro-Lamongan sebagai
salah satu solusi kelancaran lalu lintas.
Ø
Aspek bencana alam, seperti:
·
Banjir, solusinya: opsi pertama
adalah memperdalam dan memperlebar sungai bengawan solo. Opsi kedua adalah
membuat saluran sungai kecil atau waduk baru untuk mengurangi debit air sungai
bengawan solo, selain itu dapat membantu perairan pertanian.
·
Kekeringan, solusinya: membuat penampungan air seperti waduk yang cukup
untuk digunakan pada saat musim kemarau tiba, selain itu juga dapat membuat
satu sumur di setiap satu desa.
Ø
Aspek pertanian, solusinya: pemerintah membuat badan pengurus seperti bulog
untuk setiap kecamatan, dimana bulog tersebut dapat membeli hasil pertanian
warga dengan harga yang cukup baik. Dengan begitu, bulog dapat meningkatkan
kesejahteraan para petani, selain itu juga dapat memantau produksi petani
Indonesia, apa yang harus ditanam oleh petani dan bagaimana cara menanamnya dengan
baik.
0 komentar: