MAKALAH
BELAJAR DAN
PERKEMBANGAN MOTORIK
SISTEM SARAF, PEMROSESAN INFORMASI, DAN KERANGKA MEMORI
Oleh Kelompok IV Kelas
D
Muhammad Irkhamni
Muhammad wahyu
Muhammad Sahlan
Novan Khoirul J
Patrianus Djogo
Rusli ramadhan
Septian Dwi P
Shouki Nurfarid A. H
Sigit Hendi K
Sinung wahyu aji
Syamsul arifin
JURUSAN PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN
ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penyusun
sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini sesuai yang
diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah membawa kita dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah belajar dan
perkembangan motorik Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP BUDI UTOMO MALANG. Pembuatan makalah ini
diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang
Sistem saraf, pemrosesan informasi,
kerangka memori.
Dalam proses pendalaman materi ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa
terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:
·
Bapak Nurfafa. S.Or yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah belajar
dan perkembangan motorik.
·
Rekan – Rekan mahasiswa
yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya
manusia biasa yang pasti mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu
penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi pengembangn
makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Malang,
29 oktober 2011
Penyusun,
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar…….…………………………………………………………..……………...……i
Daftar
Isi……….……………………………………………………….........................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah………………….…………………………….…………...………1
1.2
Rumusan Masalah………………………….………………………..………………...……1
1.3
Tujuan Permasalahan…………………………………..…………..……..…………………2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Saraf dan Perkembangan Motorik………………………………………3
2.2
Pemrosesan
Informasi pada Sistem Saraf dan Kerangka Memori…….……………………5
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………….……….………………………...…………………7
3.2
Saran-Saran………………….……………………..……………………..…………………7
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………...…………....………………….…..8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Seiring bertambahnya
usia seseorang, pertumbuhan dan perkembangan sensorik-motorik akan terus
berlanjut sampai puncaknya. Pertumbuhan dan perkembangan sensorik adalah
bertumbuh dan berkembangnya alat organ tubuh termasuk panca indra. Sedangkan
pertumbuhan dan perkembangan motorik adalah bertumbuh dan berkembangnya
kemampuan koordinasi kerja sistem saraf motorik atau otak yang menimbulkan
reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan tubuh secara tepat, sesuai rangsangan dan
respon dari urat saraf sensorik. Dalam pertumbuhan dan perkembangan motorik,
akan ditemui bahwa ada orang yang terampil dan ada pula yang lamban dalam
mereaksi sesuatu. Dengan kata lain, kemampuan koordinasi kerja otak sangat
mempengaruhi kecerdasan seseorang. Sehingga hal ini menjadi penentu utama
keberhasilan proses pendidikan pada seseorang.
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa
penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf, dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Sistem saraf tersusun oleh
berjuta-juta sel saraf yang disebut neuron. Neuron berfungsi mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri atas badan
sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson. Sistem saraf terbagi menjadi dua berdasarkan
cara kerjanya, yaitu sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem
saraf sadar merupakan sistem saraf yang mengatur kegiatan tubuh yang disadari
seperti: berbicara, membaca, bergerak, berpikir, melihat, dan lain-lain. Sedangkan,
sistem saraf tak sadar (otonom) berfungsi mengatur kerja organ tubuh yang tidak
disadari, seperti berdetaknya
jantung, gerakan meremas pada usus, berdirinya bulu kulit ketika merasa takut,
dan lain-lain.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)
Apakah yang dimaksud dengan pengertian
sistem saraf dan perkembangan motorik?
2)
Bagaimanakah
pemrosesan informasi pada otak dan kerangka memori?
1.3
Tujuan
Permasalahan
Adapun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1)
Memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah
belajar dan perkembangan motorik.
2)
Sebagai salah satu
bentuk pengetahuan tentang
sistem saraf dalam perkembangan motorik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Saraf dan Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah berkembangnya
kemampuan koordinasi kerja sistem saraf motorik atau otak yang menimbulkan
reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan tubuh secara tepat, sesuai rangsangan dan
respon dari urat saraf sensorik. Perkembangan motorik atau otak merupakan salah
satu aspek perkembangan fisik yang sangat penting. Hal ini dikatakan karena
otak adalah penentu utama keberhasilan peoses pendidikanyang dilakukan
seseorang.
Sistem saraf motorik atau otak merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls
saraf, dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Sistem saraf
tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem
ini meliputi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Dalam kegiatannya,
saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor
dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya
yang berfungsi untuk menerima rangsang, biasanya berupa alat
indra. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan/respon
terhadap rangsangan, contohnya otot dan kelenjar. Jaringan saraf tersusun atas
sel-sel saraf atau neuron yang berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan.
Sistem saraf motorik atau otak berfungsi sebagai alat komunikasi dengan
lingkungan di luar tubuh, sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh,
dan sebagai pusat kesadaran, dan kemauan. Dengan ini otak atau sistem saraf motorik bisa
dikatakan sentral dari semua aktivitas manusia. Jadi, meskipun otak hanyalah
suatu organ dengan berat sekitar 1,2 kg atau 2 % dari berat tubuh manusia,
tetapi otak memiliki peranan penting dalam mengendalikan seluruh fungsi anggota
tubuh lainnya, seperti mengingat, konsentrasi, berpikir, tingkah laku, dan
sebagainya. Otak atau sistem saraf motorik adalah organ yang apabila dirawat
dan dipelihara secara baik dan teratur dapat bertahan lebih dari seratus tahun.
Tidak seperti organ-organ tubuh lain, yang semakin tua akan semakin rusak, otak
justru makin tua makin menunjukkan fungsi yang kian luas. Makin tua usia
seseorang, karena pengalaman hidup bertambah banyak sehingga interkoneksi antar
sel saraf (neuron) makin padat dalam otak.
Sama halnya dengan aspek-aspek
perkembangan lainnya, perkembangan otak juga dipengaruhioleh interaksi
hereditas dan lingkungan. Perkembangan otak mulai terjadi sejak masa prenata
pada masa awal perkembangan ini, otak terlihat baru seperti sebuah tabung yang
tidak rata dan sangat halus. Tabung-tabung halus berisi sel-sel dan kemudian
membentuk ruang-ruang. Ruang-ruang ini terbagi menjadi tiga ruang yaitu
forebrain (otak depan), midbrain (otak tengah), hindbrain (otak belakang).
Seiring dengan perkembangan janin,
otak depan akan berkembang secara perlahan-lahan, maka otak depan akan semakin besar. Pada waktu yang bersamaan otak
tengah mengurangi besarnya, dan otak belakang besarnya relatif tetap sama
seperti semula.
Sekitar usia 5-20 minggu dari
perkembangan janin dalam kandungan, bagian dalam dari ruang-ruang otak mulai
memproduksi sel-sel neuron. Sel-sel neuron ini bertanggung jawab mentrasmisikan
informasi dan membuat manusia mampu berfikir secara cerdas setelah itu, sel-sel
neuron ini membentuk serabut saraf, yang dikenal dengan dendrit dan akson guna
menjalin hubungan satu sama lain.
Jumlah sel-sel neuron alan bertambah
banyak seiring dengan terbentuknya hubungan-hubungan baru akibat dari masuknya
informasi kedalam otak. Ketika sebuah informasi masuk, maka segera terjadi
kontak dan hubungan antar sel saraf. Informasi kemudian berkesinambungan terus.
Jika jaringan itu didukung dalam bentuk selubung oleh komponen yang bernama
mielin. Maka jaringan itu akan kuat dan bertahan lama.
Menurut sejumlah ahli saraf, sel
otak tidak akan diproduksi lagi setelah anak dilahirkan, dalam artian otak
tidak dapat bertambah besar dengan penambahan lebih banyak neuron. Tetapi,
perkembangan otak setelah lahir lebih terarah pada penambahan jumlah jaringan
antar neuron. Jika jumlah jaringan antarneuron meningkat, maka anak akan
semakin mampu berpikir tentang hal-hal yang lebih kompleks.
Ketika bayi lahir, otaknya memiliki kurang
lebih 10 miliar neuron. Neuron-neuron ini kemudian membentuk ribuan sambungan
antarneuron yang disebut dendrit dan akson. Semakin banyak informasi yang masuk
ke otak, maka dendrit yang terbentuk akan semakin banyak pula. Pada dua bulan
pertama kelahiran bayi, dendrit yang terbentuk mencapai 50-1000 triliun.
Sedangkan sel-sel glial yang tumbuh disekitar akson membentuk myelin yang
memungkinkan neuron menstransmisikan pesan-pesan lebih cepat.
Otak ketika masa anak-anak
berkembang tidak sepesat pada masa bayi. Ketika anak-anak usia 3 tahun, ukuran
otaknya adalah tiga perempat otak orang dewasa. Pada usia 5-7 tahun, otak anak
telah mencapai dua pertiga otak orang dewasa dan memiliki 5-7 kali lebih banyak
sambungan antar neuron daripada otak anak usia 18 tahun atau orang dewasa.
Hingga ketika usia 8 tahun, otak anak memiliki ukuran yang sudah dapat
dikatakan sempurna, tetapi cara kerjanya secara terperinci di dalamotak masih
memerlukan untuk berkembang penuh.
Pada usia sekolah dan remaja,
perkembangan otak banyak terjadi pada wilayah korteks, yaitu wilayah dimana
anak dapat mengontrol tingkah lakunya sendiri. Disamping itu, pada masa remaja
ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian
depan sampai pada belahan atau celah sentral). Prontal lobe ini berfungsi dalam
aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan
strategis, dan kemampuan mengambil keputusan.
Perkembangan prontal lobe tersebut
sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja. Sehingga mereka
mengambungkan kemampuan penalaran dan memberinya suatu tingkat pertimbangan
moral dan kesadaran sosial yang baru. Ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak remaja
mulai memikirkan apa yang diharapkan dan
melakukan kritik terhadap masyarakat mereka, orang tua mereka, bahkan terhadap
kekurangan diri mereka sendiri.
2.2
Pemrosesan informasi pada sistem saraf dan kerangka
memori
Sistem saraf motorik atau otak merupakan sistem koordinasi berupa
penghantaran, pemrosesan, dan tanggapan informasi. Semakin banyak informasi yang
diterima oleh otak, maka semakin banyak pula orang itu tahu tentang informasi
itu.
Dalam pemrosesan
informasi yang dilakukan oleh sel saraf motorik, informasi yang datang akan
dihantarkan serabut saraf sensorik ke sistem saraf pusat yaitu otak. Di dalam
otak, informasi tersebut akan diproses. Setelah informasi diproses oleh otak,
informasi akan ditanggapi oleh sel saraf motorik atau penggerak ke alat tubuh
yang memberikan tanggapan. Dan tanggapan itu akan memberikan gerakan-gerakan
tubuh yang tepat berdasarkan informasi yang diterima oleh otak.
Informasi yang masuk ke
dalam otak akan membentuk
hubungan-hubungan baru sel saraf yang akan membuat jumlah sel saraf semakin
bertambah banyak. Ketika informasi masuk ke otak sebagai rangsangan, informasi
kemudian akan diproses dalam otak seperti semestinya. Jika pemrosesan informasi
didukung oleh komponen otak yang bernama myelin, maka pemrosesan itu akan kuat
dan bertahan lama untuk diingat. Semakin sering seseorang mengulang informasi
yang masuk ke otak, maka otak semakin tegas untuk dapat mengingat informasi
tersebut dalam memori.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perkembangan motorik adalah berkembangnya kemampuan koordinasi kerja sistem
saraf motorik atau otak yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan
tubuh secara tepat, sesuai rangsangan dan respon dari urat saraf sensorik. Otak
atau sistem saraf motorik bertumbuh dan berkembang pesat pada janin hingga
anak-anak. Berbeda dengan usia dewasa yang bisa berkembang selama otak itu
terus mendapatkan informasi yang menjadi rangsangan.
Dalam pemrosesan
informasi yang dilakukan oleh sel saraf motorik, informasi yang datang akan
dihantarkan serabut saraf sensorik ke sistem saraf pusat yaitu otak. Di dalam
otak, informasi tersebut akan diproses. Setelah informasi diproses oleh otak,
informasi akan ditanggapi oleh sel saraf motorik atau penggerak ke alat tubuh
yang memberikan tanggapan. Dan tanggapan itu akan memberikan gerakan-gerakan
tubuh yang tepat berdasarkan informasi yang diterima oleh otak.
3.2
Saran-saran
Sistem saraf motorik atau otak adalah penentu utama keberhasilan proses
pendidikan pada seseorang. Dimana otaklah yang mengatur semua aktivitas
tubuh, mulai dari mengingat, konsentrasi, dan lain-lain. Otak pada seseorang
akan terus berkembang jika sering menerima informasi seperti ilmu pengetahuan
terutama pada pendidikan. Untuk meningkatkan tumbuh kembangnya otak pada anak,
disarankan agar proses pembelajaran yang lebih mendorong anak untuk mencari dan
meneliti apa yang dikehendakinya seperti melihat gambar, museum, buku, maupun
alam sekitarnya. Pembelajaran seperti ini akan lebih mendorong anak untuk
berpikir, mengamati, merenungkan secara kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi
perkembangan peserta didik. Bandung: PT Rosdakarya Offset
Pearce, Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Syaifuddin.
2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
0 komentar: