MAKALAH
MASSAGE OLAHRAGA
Kelas PJKR-D
Disusun Oleh:
Ahmad
Hadi Fatoni
Heriyono
Novan
Khoirul Jahroni
Shouki Nurfarid A. H
JURUSAN PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN
ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penyusun
sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini sesuai yang
diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah membawa kita dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Massage Olahraga Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
IKIP BUDI UTOMO MALANG. Pembuatan makalah ini
diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Massage
Olahraga.
Dalam proses pendalaman materi ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa
terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:
·
Bapak Dadang, S.Pd yang
telah membimbing kami dalam mata kuliah Massage Olahraga.
·
Rekan-Rekan mahasiswa yang
telah memberikan masukan untuk makalah ini.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya
manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi pengembangn makalah ini
selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Malang, 30
November 2012
Penyusun,
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar…….…………………………………………………………..…………….......…i
Daftar
Isi……….……………………………………………………….........................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
……………………………....……………….…………...………1
1.2
Rumusan Masalah…………………………...…………….…………..………............……1
1.3
Tujuan Permasalahan……………………...……………..…………...………..……………2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia…………………..…………………………....3
2.2
Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage…………………..………………………….....4
2.3
Indikasi dan Kontra Indikasi Massage…………………..…………………………....…….6
2.4
Teknik Massage…………………..…………………………....……....................…………7
2.5
Penggunaan Massage dalam Olahraga…………………..…………………………....…17
2.6
Manfaat dan Tujuan Massage…………………..…………………………....…….............20
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………….…………….………………………….....……........…………23
3.2
Saran-Saran……………….…………...……....……………………...…………………23
DAFTAR
PUSTAKA…………………...........................……………………...………..............24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Dewasa
ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,
terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat
pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang
semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai
merambah ke dalam dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang
memberikan layanan massage. Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa massage
sangat penting untuk dipelajari karena fungsinya yang sangat penting dalam
pemulihan kondisi tubuh.
Massage
adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap
anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu
absorbsi, sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan,
serta dapat memperbaiki tonus otot dan
fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena
sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan
pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang
menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)
Bagaimanakah sejarah massage dan penyebarannya di dunia ini?
2)
Apakah yang dimaksud dengan massage?
3)
Sebutkan indikasi dan kontra indikasi pada massage?
4)
Bagaimanakah teknik
dalam melakukan massage, sebutkan?
5)
Bagaimanakah peran
penggunaan massage dalam olahraga?
6)
Apakah manfaat dan
tujuan massage?
1.3
Tujuan
Permasalahan
Adapun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1)
Memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah Massage Olahraga.
2)
Sebagai salah satu
bentuk pengetahuan tentang
Massage Olahraga.
3)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia
Sejak
ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus,
menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak.
Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak enak itu berkurang atau
hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara penyembuhan yang
dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai belahan dunia, seperti:
1)
Bangsa India Kuno
yang telah mengenal massage dengan hygiene seperti mandi, menggosok badan dan
senam. Hal ini terdapat dalam kitab suci veda.
2)
Tiongkok telah
mengenal massage dalam kitab Kong Fu (2700 SM) terdapat tulisan yang berhubungan
dengan massage dan senam penyembuhan. Pada saat itu telah dikenal pemijatan
(petrissage) dan gossokkan (frictions).
3)
Bangsa Mesir dan
Persia kuno telah mengenal massage dan senam dengan bukti peninggalan pada
benda-benda relief, tetapi peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan.
4)
Bangsa Yunani Kuno
telah mengenal massage dan senam penyembuhan. Massage yang mereka lakukan pada umum nya berhubungan
dengan mandi yang mereka anggap mempunyai unsur-unsur penyembuhan.
Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan
lagi oleh seorang ahli bedah bangsa prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum
menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke 17, seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah mempunyai dasar ilmiahnya.
Pada permulaan abad ke 19 banyak
dokter Prancis diantaranya Laisne, Se’e , Estradore, Delpech, Gerrard dan
Heidelbrand berusah mengembangkan massage. Oleh karena itu, banyak kata-kata
bahasa Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.
Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika
sebelum perang dunia ke II sudah ada orang indonesia yang belajar massage dari
orang belanda. Terutama dari serdadu belanda bagian kesehatan. Pada jaman
merdeka, terdorong oleh penyelenggara Asian Games yang banyak membutuhkan tenaga
ahli Massage, telah diadakan pendidikan khusus ahli massage di Surakarta,
Bandung, dan Semarang.
2.2
Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage
1)
Pengertian Massage
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan
tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam
massage disebut manipulasi atau pegangan massage. Manipulasi-manipulasi tadi
dapat berupa Urutan pijatan, dan lain-lain
yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip
Fisiologi dan Anatomi, serta disesuaikan dengan kondisi jaringan.
2)
Tujuan Massage
Pada dasarnya, massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu
absorbsi (penyerapan), sekresi (pengeluaran), serta mempelancar distribusi
energi dan nutrisi kedalam jaringan. Selain itu massage dapat memperbaiki tonus
otot dan fungsi syaraf.
3)
Pengaruh Massage
Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai
pengaruh tertentu terhadap jaringan tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan,
jumlah ulangan dan iramanya turut menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan
massage juga ditentukan oleh kecakapan pengalaman masseur sendiri.
Efek massage terhadap jaringan bersifat mekanis,
reflektoris dan khemis.
a)
Efek Mekanis
Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian
menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limpa,
sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi dan pemberian
nutrisi ke dalam jaringan.
b)
Efek Reflektoris
Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran
darah yang menimbulkan proses vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso
dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik
yang terangsang meningkatkan tonus otot.
c)
Efek Khemis
Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis
histamin yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.
Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage
memberikan perasaan nyaman dan segar serta percaya diri.
A)
Pengaruh massage terhadap peredaran darah dan limpa
Manipulasi yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh
menuju ke jantung (sentripetal) secara mekanis mendorong aliran darah pada
pembunuh vena menuju ke jantung. Aliran darah yang lebih lancar dalam vena akan
membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan kapiler. Dengan demikian
massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme dari
dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Massage memperlancar
mengalirnya cairan limpa dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh yang
lebih besar melalui kelenjar-kelenjar limpa menuju ke ductus thoracicus dan
masuk ke dalam peredaran. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap
jaringan yang mengalami peradangan atau pembengkakan.
B)
Pengaruh massage terhadap kulit
Massage dapat melonggarkan dan
menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang terjadi pada jaringan-jaringan di
bawah kulit sehingga dengan demikian memperbaiki penyerapan peredaran darah dan
limpa menjadi lancar sehingga kondisi kulit menjadi lebih baik, karena
pengeluaran peluh menjadi lebih lancar. Massage menyebabkan kulit menjadi halus
dan elastis serta bersih karena sel-sel sebelah luar yang sudah aus mengelupas.
C)
Pengaruh massage terhadap jaringan otot
Massage mempercepat pengosongan
dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa
pembakaran, memperlacar penyajian nutrisi sehingga mempercepat proses
pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cidera massage menbantu penyebaran
traumatik-effusion dan suplai darah terhadap jaringan. Massage dapat
menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya
cairan yang disebut traumatic exudate yang dapt menyebabkan melekatnya serabut
otot satu sama lain dan menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang
menjadi penebalan ini bila telah berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali
dengan operasi.
D)
Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf
Umumnya massage memberikan
rangsangan terhadap syaraf sensibel dan motorik sehingga menimbulkan reflek.
Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan cepat dalam waktu yang
singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan tekanan sedang denagan waktu
agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang lembut
memberi pengaruh menenangkan. Disamping itu massage dapat memelihara kondisi
syaraf.
2.3
Indikasi dan Kontra Indikasi Massage
1)
Indikasi massage
Penggunaan
massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya
dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu
menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa
pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Massage demikian biasanya dilakukan
kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.
Pekerjaan
ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri
atau dlam pekerjaan yang begitu begitu juga menimbulkan kejenuhan dan
kelelahan. Dalam hanl ini kelelahan mungkin bersifat mental ataupun fisik.
Biasanya massage diakhir tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun peresaan
kembali nyaman.
Di
dalam dunia olahraga dewasa ini masage telah menjadi sebagian dari upaya
pemeliharaan kondisi ada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan,
masa pertandingan dan setelah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga
dewasa ini selalu mengikutsertakan sedikitnya seorang maaseur.
Untuk
merawat dan mengembalikan fungsi bagian-bagian badan setelah cidera, membantu
mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk meneruskan
pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari
patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi otot dan persendian yang
biasanya mengalami kekakuan.
2)
Kontra indikasi
massage
Dalam
keadaan keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra
indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sbb:
a)
Atas nasehat dokter
agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.
b)
Dalam keadaan kena
infeksi penyakit menular seperti: cacar, campak, demam kuning, dll.
c)
Suhu tubuh
meningkat tinggi karena infeksi.
d)
Dalam keadaan sakit
berat sehingga memerlukan istirahat benar-benar.
e)
Menderita penyakit
yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti: erteriosclerosis, trombosis, dll.
f)
Pada setiap jenis
penyakit syaraf yang berat separti penderita chorea dan neurathenia.
g)
Menderita penyakit
haemophilia, karena kecenderungannya terjadi pendarahan, walau karena sabab,
yang tak bararti.
h)
Menderita penyakit
tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya infeksi seperti bisul,
borok, dsb.
i)
Pembengkakan ikibat
cidera yang masih baru yang menujukkan adanya pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler
yang tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali bila dimassage. Juga
pada luka yang belum sembuh atau yang baru sembuh.
j)
Patah tulang yang
belum sembuh. Massage dapat menggagu letak sambungan.
k)
Menderita penyakit
tumor atau kanker.
l)
Sedang datang bulan
atau hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu (appendicitis),
gastroentiritis, colitis, dll. Demikiam juga bila ada batu dalam kandung
empedu.
m)
Menderita tekanan
darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.
2.4
Teknik Massage
Yang
termasuk teknik massage ialah:
A)
Manipulasi massage
B)
Pelaksanaan massage
C)
Posisi pasien
D)
Penggunaan
alat-alat massage
Berikut
ini adalah penjelasan dari teknik massage:
A)
Manipulasi massage
Manipulasi
adalah pegangan atau cara melakukan pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam
mempelajari pegangan atau manipulasu ini ada dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu mempelajari dan berlatih melaksanakan pengangan dan berlatih meraba dan
merasakan bagaimana kondisi jaringan yang di massage. Misalnya jalur-jalur otot
dan kelainan-kelainan yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih
bersama-sama dalam praktek.
Barbagai
pegangan massage adalah :
1)
STROKING
(EFFLEURAGE) = Urutan / Elusan
a)
Superfisial
stroking
b)
Deep stroking
2)
COMPRESSION =
Parasan
a)
Kneading / petrissage
(memijat)
b)
Wringing (memeras)
c)
Rolling (menggeser)
d)
Walken (menekan)
3)
FRICTIONS = Gosokan
a)
Spiral
b)
Circulary
c)
Rotary
4)
TAPOTEMENT =
Pukulan
a)
Hacking
(mencencang)
b)
Beating (dengan
kepalan)
c)
Clapping (dengan
talapak jari)
d)
Cupping (dengan
telapak tangan dicekungkan)
e)
Typing (seperti
mengetik)
f)
Spatting (cipratan)
g)
Chucking (trikan
lepas)
5)
VIBRATIONS =
Getaran
a)
Palmar (dengan
telapak tangan)
b)
Knuckle (dengan
kepalan)
6)
SHAKING = Guncangan
a)
Pada lengan
(telentak / duduk)
b)
Pada tungkai
(telungkup)
Dalam
praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan
seluruhnya, melainkan disesuaikan dengan keperluan saja. Berikut ini adalah
penjelasan dari berbagai macam pegangan massage pada manipulasi.
1)
STROKING
Berdasarkan
dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi 2 (dua) macam pegangan,
yaitu:
a)
Superficial
Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit sehingga
menpunyai pemgaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertantu. Biasanya
dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan. Manipulasi ini biasa dipakai
untuk memulai atau mengakhiri acara massage.
b)
Deep Stroking.
Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus ke arah pusat
(centripetal) secara kontinyu dengan tekanan yang lebih dalam. Stroking
merupakan manipulasi yang merangsang secara mekanis ujung-ujung syaraf di kulit
untuk menbantu melancarkan peredaran darah dan limpa. Stroking dalam
menghaluskan dan merampimgkan otot. Untuk memberikan tekanan yang lebih dalam,
masseur harus memindahkan berat badan ke tangan yang bekerja. Untuk itu bangku
massage harus diatur setinggi pusar.
Bentuk
pegangan stroking ada tiga macam, yaitu:
A)
Palmar (dengan
telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari. Seluruh permukaan
telapak tangan harus kontak dengan permukaan kulit. pada otot yang karena
bentuknya mudah dipegang seperti pada paha dan betis pegangan harus melingkar
memegang otot agar dorongan menjadi lebih baik. Manipialsi ini dapat dilakukan
dengan satu atau dua tangan. Bila dengan dua tangan dilakukan bergandengan atau
bergantian. Gerakan harus selalu menuju ke pusat bila tekanan cukup dalam.
Berikut ini adalah gambar pegangan palmar:
B)
Digital (dengan
ujung atau telapak jari tangan). Manipulasi ini dikerjakan dengan satu, Dua
atau seluruh jari tangan. Keuntungan dari bentuk manipulasi ini ialah dapat
digunakan pada bagian-bagian tubuh yang sempit. Lebih dapat merasakan
kelainan-kelainan yang ada, seperti penebalan dan pengerasan jaringan dll.
Berikut ini adalah gambar pegangan digital:
C)
Knuckle (kepalan).
Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan keras seperti misalnya
tractus ilio tibialis, karena pengaruh bentuk manipulasi palmar dan digital
dirasakan kurang. Berikut ini adalah gambar
pegangan knucle:
2)
COMPRESSION
Dengan
manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperlebar, sirkulasi diperlancar.
a)
Kneading /
petrissage (mengadoni dan memijat). Kedua bentuk pegangan ini pengertiannya
sering dipersamakan. Kneading atau petrissage dilakukan dengan palmar yaitu
dengan memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras / menekan tanpa
menggeser. Jari-jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindarkan parasan
sakit pada pasien. Pijatan dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central.
Pijatan dapat dilakukan dengan dua tangan bersama-sama atau bergantian, dalam
hal ini satu tangan memegang otot dan yang lainya memijat.
Berikut ini adalah gambar manipulasi kneading:
b)
Wringing
(perasaan). Pagangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak
bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik.
Berikut ini adalah gambar manipulasi wringing:
c)
Rolling (menggeser).
Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada petrissage, yang
dilakukan oleh tangan terjauh, sednag tangan yang lain memegang dan mengangkat
otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan oleh tangan
terjauh debgan merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan lain tergeser
ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya.
Berikut ini adalah gambar manipulasi rolling:
d)
Walken. Pegangan
ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada bagian
proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari lain terpisah. Tangan
kanan memegang otot tadi pada bagian distal dengan posisi ibu jari berada
diantara telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tanagan kiri lebih dulu melakukan
pijatan dan sementara itu ibu jari tangan kanan melakukan pijatan dengan ibu
jari. Tangan kiri kendur dan menggeser ke atas dan melakukan pijatan lagi yang
kemudian diikuti tangan kanan. Manipulasi ini dilakukan pada bagian tubuh yang
bulat seperti pada tungkai bawah, tungkai atas dan lengan bawah, lengan atas.
Dengan manipulsi ini terjadi pengosongan dan pengisian jaringan.
Berikut ini adalah gambar manipulasi walken:
3)
FRICTIONS (
RUBBING)
Frictions
yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan jari maupun
telapak tangan. Friktions digunakan untuk menggerakan lemak di bawah kulit,
memperbaiki sirkulasi, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi yang
kaku, serta menghilangkan pengerasan dan penebalan. Variasi dari pegangan ini
ialah:
a)
Spiral, yaitu
gerakan menggosok dengan jari atau telapak tangan mengikutu garis
melingkar-lingkar berbentuk spiral. Berikut ini
adalah gambar manipulasi spiral:
b)
Circulary,
menggosok dengan ibu jari atau telapak tangan menbuat lingkaran-lingkaran
tertutup hingga seluruh permukaan tergosok.
Berikut ini adalah gambar manipulasi circulary:
c)
Rotary, yaitu gerakan menggosok membuat lingkaran
yang luas seperti misalnya pada punggung ataupun panggul. Dapat dilakukan
dengan satu tangan dan dapat juga dengan dua tangan. Dapat juga dengan
menggunakan hasta untuk mengeraskan gosokan. Frictions dengan talapak jari
lebih efektif karena rabahannya lebih peka dan dapat menelusuri bagian ataupun
lekukan yang sempit. Berikut ini adalah gambar
manipulasi rotary:
B)
Pelaksanaan massage
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
a)
Sebelum massage
harus yakin bahwa pasien boleh dimassage.
b)
Harus diketahui
kondisi bagian tubuh yang akan dimassage, misalnya memar, sakit, pegal atau
bekas keseleo, dsb.
c)
Harus ditentukan
untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan atau pemulihan.
d)
Pegangan atau manipulasi
harus benar, dilakukan dengan teratur, berirama dan kontinyu serta tidak sering
diangkat dari permukaan tubuh pasien. Hindarkan tindakan yang ragu-ragu,
tersentak-sentak atau menimbulkan rasa geli.
e)
Manipulasi yang
sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke centripetal saperti:
deep stroking (effleurage), compression, dan frictions. Kecuali gerakan yang
sifatnya superfisial.
f)
Tekanan pijitan
atau pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan bahwa hal tersebut tidak terlalu
menyakitkan sehingga pasien seringkali mengeluh. Perhatikan bila massage bagian
dari jaringan yang belum sembuh benar untuk menghindarkan pecahnya kembali
pembuluh yang baru sembuh.
C)
Posisi pasien
Ada
tiga hal penting yang berhubungan dengan posisi pasien pada waktu massage:
1)
Letak pasien
terhadap masseur harus semudah-mudahnya.
2)
Bagian badan yang
dimassage harus benar-benar kendur. Salah satu cara misalnya dengan menberi
ganjal pada bagian bawah lutut saat posisi terlentang dan di bagian bawah
pergelangan kaki pada posisi telungkup. Dengan cara demikian otot-otot tungkai
berada dalam keaadan kendur.
3)
Pada waktu bekerja
masseur harus bebas dari rintangan serta berdiri dalam sikap yang memungkinkan
bekerja lebih effisien sehingga tidak cepat lelah.
Posisi
pasien:
a)
Berbaring telentang.
Pada posisi telentang di bawah lutut diganjal dengan guling kecil sehingga
dinding perut dan otot=otot paha serta tungkai bawah menjadi kendur. Tangan
diletakkan diatas perut atau lurus di samping badan. Kepala dapat diberi
bantal. Pada massage perut posisi masseur sebaiknya disebelah kanan pasien.
b)
Berbaring
telungkup. Pada sikap ini kepala tidak perlu memakai bantal. Guling kecil
diletakkan dibawah pergelangan kaki sehingga otot-otot tungkai kendur. Kaki
berada diujung agak keluar kasur. Hal ini memudahkan pekerjaan masseur.
c)
Berbaring miring.
Pada sikap ini kepala perlu menggunakan bantal, demikian lutut kaki yang diatas
yang dibengkokkan ke depan. Posisi ini dipakai bila posisi lain kurang tapat.
d)
Posisi duduk.
Posisi duduk digunakan untuk massage kepala dan pundak. Dapat juga untuk
massage tungkai dan kaki, atau karena sesuatu hal pasien harus dalam posisi
ini.
D)
Penggunaan
alat-alat massage
1)
Ruangan massage
Ruangan
massage harus cukup terang dengan ventilasi yang baik tatapi tidak terlalu
berangin. Diperlengkapi dengan:
a)
Bangku massage
lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan guling kecil serta sprei.
b)
Tempat ganti
pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septik dan serbet.
c)
Gunting kuku, alat
PPPK yang perlu.
d)
Bahan pelicin:
parafine atau minyak sla, massage cream atau bedak hygienis.
2)
Perlengkapan untuk
pasien
a)
Handuk besar untuk
menutup bagian badan yang tidak dimassage.
b)
Handuk kecil untuk
pembersih tubuh selesai dimassage.
3)
Tata tertib massage
a)
Sebelum massage.
Sprei dipasang sebaik-baiknya dilipat kebawah kasur. Pasien ditidurkan dibangku
setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Masseur mencuci tangan,
dikeringkan dan dihangatkan. Kuku harus pendek dan tanpa perhiasan ditangan.
b)
Selama massage.
Bagian badan pasien yang tidak dimassage harus ditutu dengan handuk besar.
Massage dikerjakan dengan tenang dan hati-hati serta memberikan kesempatan
kepada pasien untuk beristirahat.
c)
Selesai massage.
Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil. Setelah massage general, pasien
diberi waktu istirahat 10 sampai 15 menit.
2.5
Penggunaan Massage dalam Olahraga
Massage
dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan,
terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat
pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang
semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan
olahragawan massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau
latihan berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.
1)
Massage pada masa
latihan
Dalam
masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya kebutuhan
penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang
intensif sangat diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme
seperti sirkulasi, respirasi dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama
dan debit ynag meningkat dan dalam waktu yang lama. Gerkurangnya
kerjasamaberakibat menurunya kemampuan, berkurangnya tenaga dan datangnya
kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan dimana fungsi-fungsi tadi
dirsakan sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna dalam menbantu
meningkatkan fungsi-fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan membantu
mempercepat dam menyempurnakan pemilihan.
Dalam
masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang
dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya
bila olahragawan sendiri mampu
melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga massage general
maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya,
mengingat massage juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi
kemampuan. Perlu tidaknya seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk
pelatih atau dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai
latihan atau sete;ah diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien
sangat lelah. Manipulasi yang digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam
tetapi halus seperti effleurage rolling, petrissage dan frictions ditambah
vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu diberikan istirahat
seperlunya. Massage general dapat berlangsung satu jam. Oleh karena itu seorang
masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua orang berturut-turut.
Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.
2)
Massage sebelum
pertandingan
Pertandingan
adalah serangkaian kegiatan yang umumnya menuntut pengerahan kemampuan yang
maksimum, baik secara fisik maupun mental. Kesukaran sering timbul terutama
pada awal kegiatan disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan
dimulai. Oleh karen itu perlu
direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa di sebut pemanasan (warm
up). Pengguaan massgae dalam rangka warming up tidak dapat sama sekali
menggantikan senam dan bentuk lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama
dimana waktu sangat pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan
massage dimasa ini ialah stimulasi (merangsang), terutama merangsang kerja
motorik, mempertinggi fungsi persendian, memperlancar sirkulasi dan merangsang
energi. Kepada olahragawan yang gugup, massage dapat menenangkanya. Massage
yang dipilih dalam massage iniialah yang merangsang, hidup dan agak kuat tetapi
dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage, frictions, dan tapotement.
Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan pertandingan, karena
efek massage akan menurun setelah beberapa menit.oleh karena itu massage ini
dapat dilakukan diatas pakainan olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan
dengan baik maka iti dianjurkan.
3)
Massage dalam
pertandingan
Sewaktu
olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau masih menghadapi
pertandingan pada jam yang sama atau keadaan dimana olahrgawan masih harus
bertanding lagi atau dalam pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan
segera, maka massage diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi
organisme, mengembalikan fungsi organisme, regenerisasi kekuatan, melawan
kelelahan, menyembuhkan cedera-cedera kecil baik fungsional maupu trauma
seperti pegal, kaku, linu dan nyeri disebabkan benturan. Tarikan atau terputar.
Keadaan demikian seringkali perlu ditolong di tempat atau di pinggir lapangan.
Dengan massage diusahakan dalam waktu singkat menyembuhkan gangguan fungsional
tanpa harus menghentikan olahragawan dari pertandinagan serta mencegah
menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap gawat tentu todak termasuk ke
dalam keadaan yang dimaksud. Dalam hanl ini perlu melibatkan seorang dokter.
Massage
dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian masseur karena diperlukan
teknik dan prosedur yang lebih tepat. Menipulasi yang digunakan pada umumya
adalah manipulasi yang berat seperti effleurage dan compression, namun
dikerjakan secara lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi
dan pergantian dalam jaringan. Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk
menurunkan tegangan.
4)
Massage setelah
pertandingan
Aktifitas
olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama
mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan
kelainan fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu
proses pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam
gejala yang biasa menyertai kelelahan seperti peresaan lesu, pegal, linu,
nyeri, dll. Massage sebaiknya diberikan segera setelah berkurangnya kerja
organisme yang ditandai dengan kembalinya denyut nadi ke keadaan normal. Tetapi
dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan maka massage ditangguhkan
sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup lama. Massage diberikan
terutama terhadap otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan dalam,
hati-hati, tenang dan halus. Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi
dikembalikan ke kedaaan normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi
dan shaking diberikan untuk mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus
otot.
2.6
Manfaat dan Tujuan Massage
Dalam
kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan
banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan
seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi
atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage
ialah:
a)
Mengurangi
bengkakan atau pendarahan pada sendi.
b)
Membuat istirahat sendi.
c)
Mampercepat
penyerapan.
d)
Mencegah timbulnya
jaringan pivrose yang berlabihan.
e)
Mengembalikan
fungsi sendi, dll.
Cedera
yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah,
rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.
Perubahan
fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh over
stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi
seperti pada dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga
ialah:
1)
Kejang otot.
Kejang otot dapat timbul karena:
a)
Otot kurang
telatih.
b)
Kurang pemanasan,
artinya kurang sempurna untuk melakukan kerja berat.
c)
Terlalu payah
karena kegiatan yang panjang.
d)
Keasaan jiwa,
misalnya karena baru pertama kali bertanding.
Sesungguhnya
kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat, seyogyanya olahragawan dan
pelatih sudah harus paham cara pertolongannya. Berdasarkan pengalaman dengan
manipulasi yang berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya
dengan effleurage, petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi
dan shaking untuk menenangkan. Bila kekejangan terjadi akibat kepayahan,
berikan manipulasi yang halus dan hati-hati. Yang penting ialah otot yang
berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan dengan jalan tarikan.
Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh pengaruh pusat ada dua pendapat. Ada
yang berpendapat bahwa massage jangan diberikan, teteapi ada juga yang
berpendapat boleh diberikan karena akan mengurangi keadaan itu.
2)
Contussion / distorsion.
Kontussi
atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti
dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua
hari. Cedera demikian umumnya terjadi pada persendian.
Massage
pada keadaan ini:
a)
Diberikan sekitar
persendian dengan frictions, rolling, petrissage.
b)
Diberikan pada
bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions, petrissage.
c)
Diberikan
sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk mengurangu
rasa sakit.
d)
Deberikan pada
bagian distal dengan effleurage yang halus.
Pada
kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan pendarahan dan sobekan kapsula
sendi. Jika demikian masage harus ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu
lama untuk menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau
penumbuhan diantara otot dan jaringan. Jika keadaan ini sidah sembuh, masssage
diberikan untuk mempebaiki sirkulasi.
3)
Luxasio / dislocation.
Keseleo
sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan
reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage
diberikan setelah perawatan taga atau empat hari untuk membantu penyerapan.
Massage pasa bagian otot dapat mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi
sehingga resesi cairan intra articular dapat diperbanyak. Luksasi pada
articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage. Luksasi yang
agak parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun demikian
biasanya masih terdapat keluhan.
4)
Fraktura.
Terhadap
patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan pekerjaan
dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn
lengketan kulit dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang
dipergunakan ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada
persendian. Di ssamping itu kita laksanakan pula latihan persendian (joint
movement exercises prosedure).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sejak
ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage
diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus,
menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak.
Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak enak itu berkurang atau
hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara penyembuhan yang
dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan
tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage umumnya
dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu
mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan
kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku,
nyeri ataupun perasaan lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi
pasien, dan Penggunaan alat-alat massage.
Massage
telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam
membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan,
mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu
sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan
atau cedera baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan
dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit
baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah
dikembalikan.
3.2
Saran-saran
Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan
gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang
lunak sebaiknya diolesi dengan baby oil atau hand body sebelum dilakukannya
massage, agar kulit terasa licin dan mudah untuk di manipulasi pada massage.
DAFTAR
PUSTAKA
Lani, Ahmad. 2003. Massage.
Malang: Rinjani Print
0 komentar: