Friday 24 March 2017

MAKALAH MASSAGE OLAHRAGA

MAKALAH
MASSAGE OLAHRAGA







Kelas PJKR-D

Disusun Oleh:
Ahmad Hadi Fatoni
Heriyono
Novan Khoirul Jahroni
Shouki Nurfarid A. H


JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2012





KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini sesuai yang diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulallah SAW, yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Massage Olahraga Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP BUDI UTOMO MALANG. Pembuatan makalah ini diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji tentang Massage Olahraga.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:
·               Bapak Dadang, S.Pd yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Massage Olahraga.
·               Rekan-Rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi pengembangn makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.


                                                                                                         Malang, 30 November 2012
                                                                           

                                                                                                             Penyusun,

DAFTAR ISI


Kata Pengantar…….…………………………………………………………..…………….......…i
Daftar Isi……….……………………………………………………….........................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah ……………………………....……………….…………...………1
1.2         Rumusan Masalah…………………………...…………….…………..………............……1
1.3         Tujuan Permasalahan……………………...……………..…………...………..……………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1         Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia…………………..…………………………....3
2.2         Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage…………………..………………………….....4
2.3         Indikasi dan Kontra Indikasi Massage…………………..…………………………....…….6
2.4         Teknik Massage…………………..…………………………....……....................…………7
2.5         Penggunaan Massage dalam Olahraga…………………..…………………………....…17
2.6         Manfaat dan Tujuan Massage…………………..…………………………....…….............20

BAB III PENUTUP
3.1         Kesimpulan……………….…………….………………………….....……........…………23
3.2         Saran-Saran……………….…………...……....……………………...…………………23

DAFTAR PUSTAKA…………………...........................……………………...………..............24





BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai merambah ke dalam dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan layanan massage. Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa massage sangat penting untuk dipelajari karena fungsinya yang sangat penting dalam pemulihan kondisi tubuh.
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi, sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan, serta  dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.
1.2         Rumusan  Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1)             Bagaimanakah sejarah massage dan penyebarannya di dunia ini?
2)             Apakah yang dimaksud dengan massage?
3)             Sebutkan indikasi dan kontra indikasi pada massage?
4)             Bagaimanakah teknik dalam melakukan massage, sebutkan?
5)             Bagaimanakah peran penggunaan massage dalam olahraga?
6)             Apakah manfaat dan tujuan massage?
1.3         Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1)             Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Massage Olahraga.
2)             Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga.

3)              
BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara penyembuhan yang dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai belahan dunia, seperti:
1)             Bangsa India Kuno yang telah mengenal massage dengan hygiene seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini terdapat dalam kitab suci veda.
2)             Tiongkok telah mengenal massage dalam kitab Kong Fu (2700 SM) terdapat tulisan yang berhubungan dengan massage dan senam penyembuhan. Pada saat itu telah dikenal pemijatan (petrissage) dan gossokkan (frictions).
3)             Bangsa Mesir dan Persia kuno telah mengenal massage dan senam dengan bukti peninggalan pada benda-benda relief, tetapi peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan.
4)             Bangsa Yunani Kuno telah mengenal massage dan senam penyembuhan. Massage  yang mereka lakukan pada umum nya berhubungan dengan mandi yang mereka anggap mempunyai unsur-unsur penyembuhan.
          Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan lagi oleh seorang ahli bedah bangsa prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke 17, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah mempunyai dasar ilmiahnya.
          Pada permulaan abad ke 19 banyak dokter Prancis diantaranya Laisne, Se’e , Estradore, Delpech, Gerrard dan Heidelbrand berusah mengembangkan massage. Oleh karena itu, banyak kata-kata bahasa Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.
Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika sebelum perang dunia ke II sudah ada orang indonesia yang belajar massage dari orang belanda. Terutama dari serdadu belanda bagian kesehatan. Pada jaman merdeka, terdorong oleh penyelenggara Asian Games yang banyak membutuhkan tenaga ahli Massage, telah diadakan pendidikan khusus ahli massage di Surakarta, Bandung, dan Semarang.
2.2         Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage
1)             Pengertian Massage
Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau pegangan massage. Manipulasi-manipulasi tadi dapat berupa  Urutan pijatan, dan lain-lain yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip Fisiologi dan Anatomi, serta disesuaikan dengan kondisi jaringan.
2)             Tujuan Massage
Pada dasarnya, massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi (penyerapan), sekresi (pengeluaran), serta mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan. Selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.
3)             Pengaruh Massage
Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu terhadap jaringan tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan, jumlah ulangan dan iramanya turut menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan massage juga ditentukan oleh kecakapan pengalaman masseur sendiri.
Efek massage terhadap jaringan bersifat mekanis, reflektoris dan khemis.
a)             Efek Mekanis
Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limpa, sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi dan pemberian nutrisi ke dalam jaringan.
b)             Efek Reflektoris
Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang menimbulkan proses vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.
c)             Efek Khemis
Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.
Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage memberikan perasaan nyaman dan segar serta percaya diri.
A)           Pengaruh massage terhadap peredaran darah dan limpa
            Manipulasi yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal) secara mekanis mendorong aliran darah pada pembunuh vena menuju ke jantung. Aliran darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan kapiler. Dengan demikian massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Massage memperlancar mengalirnya cairan limpa dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh yang lebih besar melalui kelenjar-kelenjar limpa menuju ke ductus thoracicus dan masuk ke dalam peredaran. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap jaringan yang mengalami peradangan atau pembengkakan.
B)           Pengaruh massage terhadap kulit
Massage dapat melonggarkan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit sehingga dengan demikian memperbaiki penyerapan peredaran darah dan limpa menjadi lancar sehingga kondisi kulit menjadi lebih baik, karena pengeluaran peluh menjadi lebih lancar. Massage menyebabkan kulit menjadi halus dan elastis serta bersih karena sel-sel sebelah luar  yang sudah aus mengelupas.
C)           Pengaruh massage terhadap jaringan otot
Massage mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlacar penyajian nutrisi sehingga mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cidera massage menbantu penyebaran traumatik-effusion dan suplai darah terhadap jaringan. Massage dapat menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya cairan yang disebut traumatic exudate yang dapt menyebabkan melekatnya serabut otot satu sama lain dan menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila telah berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.
D)           Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf
Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf sensibel dan motorik sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan cepat dalam waktu yang singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan tekanan sedang denagan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang lembut memberi pengaruh menenangkan. Disamping itu massage dapat memelihara kondisi syaraf.
2.3         Indikasi dan Kontra Indikasi Massage
1)             Indikasi massage
Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Massage demikian biasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.
Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri atau dlam pekerjaan yang begitu begitu juga menimbulkan kejenuhan dan kelelahan. Dalam hanl ini kelelahan mungkin bersifat mental ataupun fisik. Biasanya massage diakhir tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun peresaan kembali nyaman.
Di dalam dunia olahraga dewasa ini masage telah menjadi sebagian dari upaya pemeliharaan kondisi ada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan, masa pertandingan dan setelah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa ini selalu mengikutsertakan sedikitnya seorang maaseur.
Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian-bagian badan setelah cidera, membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk meneruskan pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi otot dan persendian yang biasanya mengalami kekakuan.
2)             Kontra indikasi massage
Dalam keadaan keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sbb:
a)             Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.
b)             Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti: cacar, campak, demam kuning, dll.
c)             Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
d)            Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat benar-benar.
e)             Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti: erteriosclerosis, trombosis, dll.
f)              Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat separti penderita chorea dan neurathenia.
g)             Menderita penyakit haemophilia, karena kecenderungannya terjadi pendarahan, walau karena sabab, yang tak bararti.
h)             Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya infeksi seperti bisul, borok, dsb.
i)               Pembengkakan ikibat cidera yang masih baru yang menujukkan adanya pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau yang baru sembuh.
j)               Patah tulang yang belum sembuh. Massage dapat menggagu letak sambungan.
k)             Menderita penyakit tumor atau kanker.
l)               Sedang datang bulan atau hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu (appendicitis), gastroentiritis, colitis, dll. Demikiam juga bila ada batu dalam kandung empedu.
m)           Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.   
2.4         Teknik Massage
Yang termasuk teknik massage ialah:
A)           Manipulasi massage
B)           Pelaksanaan massage
C)           Posisi pasien
D)           Penggunaan alat-alat massage
Berikut ini adalah penjelasan dari teknik massage:
A)           Manipulasi massage
Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam mempelajari pegangan atau manipulasu ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu mempelajari dan berlatih melaksanakan pengangan dan berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi jaringan yang di massage. Misalnya jalur-jalur otot dan kelainan-kelainan yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih bersama-sama dalam praktek.
Barbagai pegangan massage adalah :
1)             STROKING (EFFLEURAGE) = Urutan / Elusan
a)             Superfisial stroking
b)             Deep stroking
2)             COMPRESSION = Parasan
a)             Kneading / petrissage (memijat)
b)             Wringing (memeras)
c)             Rolling (menggeser)
d)            Walken (menekan)
3)             FRICTIONS = Gosokan
a)             Spiral
b)             Circulary
c)             Rotary
4)             TAPOTEMENT = Pukulan
a)             Hacking (mencencang)
b)             Beating (dengan kepalan)
c)             Clapping (dengan talapak jari)
d)            Cupping (dengan telapak tangan dicekungkan)
e)             Typing (seperti mengetik)
f)              Spatting (cipratan)
g)             Chucking (trikan lepas)
5)             VIBRATIONS = Getaran
a)             Palmar (dengan telapak tangan)
b)             Knuckle (dengan kepalan)
6)             SHAKING = Guncangan
a)             Pada lengan (telentak / duduk)
b)             Pada tungkai (telungkup)
Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan seluruhnya, melainkan disesuaikan dengan keperluan saja. Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai macam pegangan massage pada manipulasi.
1)             STROKING
Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi 2 (dua) macam pegangan, yaitu:
a)             Superficial Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit sehingga menpunyai pemgaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertantu. Biasanya dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan. Manipulasi ini biasa dipakai untuk memulai atau mengakhiri acara massage.
b)             Deep Stroking. Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus ke arah pusat (centripetal) secara kontinyu dengan tekanan yang lebih dalam. Stroking merupakan manipulasi yang merangsang secara mekanis ujung-ujung syaraf di kulit untuk menbantu melancarkan peredaran darah dan limpa. Stroking dalam menghaluskan dan merampimgkan otot. Untuk memberikan tekanan yang lebih dalam, masseur harus memindahkan berat badan ke tangan yang bekerja. Untuk itu bangku massage harus diatur setinggi pusar.
Bentuk pegangan stroking ada tiga macam, yaitu:
A)           Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari. Seluruh permukaan telapak tangan harus kontak dengan permukaan kulit. pada otot yang karena bentuknya mudah dipegang seperti pada paha dan betis pegangan harus melingkar memegang otot agar dorongan menjadi lebih baik. Manipialsi ini dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Bila dengan dua tangan dilakukan bergandengan atau bergantian. Gerakan harus selalu menuju ke pusat bila tekanan cukup dalam. Berikut ini adalah gambar pegangan palmar:
B)           Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan). Manipulasi ini dikerjakan dengan satu, Dua atau seluruh jari tangan. Keuntungan dari bentuk manipulasi ini ialah dapat digunakan pada bagian-bagian tubuh yang sempit. Lebih dapat merasakan kelainan-kelainan yang ada, seperti penebalan dan pengerasan jaringan dll. Berikut ini adalah gambar pegangan digital:
 
C)           Knuckle (kepalan). Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan keras seperti misalnya tractus ilio tibialis, karena pengaruh bentuk manipulasi palmar dan digital dirasakan kurang. Berikut ini adalah gambar pegangan knucle:
2)             COMPRESSION
Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperlebar, sirkulasi diperlancar.
a)             Kneading / petrissage (mengadoni dan memijat). Kedua bentuk pegangan ini pengertiannya sering dipersamakan. Kneading atau petrissage dilakukan dengan palmar yaitu dengan memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras / menekan tanpa menggeser. Jari-jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindarkan parasan sakit pada pasien. Pijatan dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central. Pijatan dapat dilakukan dengan dua tangan bersama-sama atau bergantian, dalam hal ini satu tangan memegang otot dan yang lainya memijat. Berikut ini adalah gambar manipulasi kneading:
b)             Wringing (perasaan). Pagangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik. Berikut ini adalah gambar manipulasi wringing:
c)             Rolling (menggeser). Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada petrissage, yang dilakukan oleh tangan terjauh, sednag tangan yang lain memegang dan mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan oleh tangan terjauh debgan merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan lain tergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya. Berikut ini adalah gambar manipulasi rolling:
d)            Walken. Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari lain terpisah. Tangan kanan memegang otot tadi pada bagian distal dengan posisi ibu jari berada diantara telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tanagan kiri lebih dulu melakukan pijatan dan sementara itu ibu jari tangan kanan melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri kendur dan menggeser ke atas dan melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti tangan kanan. Manipulasi ini dilakukan pada bagian tubuh yang bulat seperti pada tungkai bawah, tungkai atas dan lengan bawah, lengan atas. Dengan manipulsi ini terjadi pengosongan dan pengisian jaringan. Berikut ini adalah gambar manipulasi walken:
3)             FRICTIONS ( RUBBING)
Frictions yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan jari maupun telapak tangan. Friktions digunakan untuk menggerakan lemak di bawah kulit, memperbaiki sirkulasi, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi yang kaku, serta menghilangkan pengerasan dan penebalan. Variasi dari pegangan ini ialah:
a)             Spiral, yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapak tangan mengikutu garis melingkar-lingkar berbentuk spiral. Berikut ini adalah gambar manipulasi spiral:
b)             Circulary, menggosok dengan ibu jari atau telapak tangan menbuat lingkaran-lingkaran tertutup hingga seluruh permukaan tergosok. Berikut ini adalah gambar manipulasi circulary:
c)             Rotary,  yaitu gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti misalnya pada punggung ataupun panggul. Dapat dilakukan dengan satu tangan dan dapat juga dengan dua tangan. Dapat juga dengan menggunakan hasta untuk mengeraskan gosokan. Frictions dengan talapak jari lebih efektif karena rabahannya lebih peka dan dapat menelusuri bagian ataupun lekukan yang sempit. Berikut ini adalah gambar manipulasi rotary:
                                                                                                       
B)           Pelaksanaan massage
Hal-hal yang perlu diperhatikan
a)             Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh dimassage.
b)             Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan dimassage, misalnya memar, sakit, pegal atau bekas keseleo, dsb.
c)             Harus ditentukan untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan atau pemulihan.
d)            Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur, berirama dan kontinyu serta tidak sering diangkat dari permukaan tubuh pasien. Hindarkan tindakan yang ragu-ragu, tersentak-sentak atau menimbulkan rasa geli.
e)             Manipulasi yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke centripetal saperti: deep stroking (effleurage), compression, dan frictions. Kecuali gerakan yang sifatnya superfisial.
f)              Tekanan pijitan atau pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan bahwa hal tersebut tidak terlalu menyakitkan sehingga pasien seringkali mengeluh. Perhatikan bila massage bagian dari jaringan yang belum sembuh benar untuk menghindarkan pecahnya kembali pembuluh yang baru sembuh.
C)           Posisi pasien
Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan posisi pasien pada waktu massage:
1)             Letak pasien terhadap masseur harus semudah-mudahnya.
2)             Bagian badan yang dimassage harus benar-benar kendur. Salah satu cara misalnya dengan menberi ganjal pada bagian bawah lutut saat posisi terlentang dan di bagian bawah pergelangan kaki pada posisi telungkup. Dengan cara demikian otot-otot tungkai berada dalam keaadan kendur.
3)             Pada waktu bekerja masseur harus bebas dari rintangan serta berdiri dalam sikap yang memungkinkan bekerja lebih effisien sehingga tidak cepat lelah.
Posisi pasien:
a)             Berbaring telentang. Pada posisi telentang di bawah lutut diganjal dengan guling kecil sehingga dinding perut dan otot=otot paha serta tungkai bawah menjadi kendur. Tangan diletakkan diatas perut atau lurus di samping badan. Kepala dapat diberi bantal. Pada massage perut posisi masseur sebaiknya disebelah kanan pasien.
b)             Berbaring telungkup. Pada sikap ini kepala tidak perlu memakai bantal. Guling kecil diletakkan dibawah pergelangan kaki sehingga otot-otot tungkai kendur. Kaki berada diujung agak keluar kasur. Hal ini memudahkan pekerjaan masseur.
c)             Berbaring miring. Pada sikap ini kepala perlu menggunakan bantal, demikian lutut kaki yang diatas yang dibengkokkan ke depan. Posisi ini dipakai bila posisi lain kurang tapat.
d)            Posisi duduk. Posisi duduk digunakan untuk massage kepala dan pundak. Dapat juga untuk massage tungkai dan kaki, atau karena sesuatu hal pasien harus dalam posisi ini.
D)           Penggunaan alat-alat massage
1)             Ruangan massage
Ruangan massage harus cukup terang dengan ventilasi yang baik tatapi tidak terlalu berangin. Diperlengkapi dengan:
a)             Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan guling kecil serta sprei.
b)             Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septik dan serbet.
c)             Gunting kuku, alat PPPK yang perlu.
d)            Bahan pelicin: parafine atau minyak sla, massage cream atau bedak hygienis.
2)             Perlengkapan untuk pasien
a)             Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak dimassage.
b)             Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.
3)             Tata tertib massage
a)             Sebelum massage. Sprei dipasang sebaik-baiknya dilipat kebawah kasur. Pasien ditidurkan dibangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Masseur mencuci tangan, dikeringkan dan dihangatkan. Kuku harus pendek dan tanpa perhiasan ditangan.
b)             Selama massage. Bagian badan pasien yang tidak dimassage harus ditutu dengan handuk besar. Massage dikerjakan dengan tenang dan hati-hati serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk beristirahat.
c)             Selesai massage. Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil. Setelah massage general, pasien diberi waktu istirahat 10 sampai 15 menit.
2.5         Penggunaan Massage dalam Olahraga
Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan olahragawan massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau latihan berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.
1)             Massage pada masa latihan
Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya kebutuhan penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang intensif sangat diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi, respirasi dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag meningkat dan dalam waktu yang lama. Gerkurangnya kerjasamaberakibat menurunya kemampuan, berkurangnya tenaga dan datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan dimana fungsi-fungsi tadi dirsakan sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna dalam menbantu meningkatkan fungsi-fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan membantu mempercepat dam menyempurnakan pemilihan.
Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya bila olahragawan  sendiri mampu melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga massage general maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya, mengingat massage juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi kemampuan. Perlu tidaknya seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih atau dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai latihan atau sete;ah diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien sangat lelah. Manipulasi yang digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam tetapi halus seperti effleurage rolling, petrissage dan frictions ditambah vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung satu jam. Oleh karena itu seorang masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua orang berturut-turut. Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.
2)             Massage sebelum pertandingan
Pertandingan adalah serangkaian kegiatan yang umumnya menuntut pengerahan kemampuan yang maksimum, baik secara fisik maupun mental. Kesukaran sering timbul terutama pada awal kegiatan disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan dimulai. Oleh karen  itu perlu direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa di sebut pemanasan (warm up). Pengguaan massgae dalam rangka warming up tidak dapat sama sekali menggantikan senam dan bentuk lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama dimana waktu sangat pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan massage dimasa ini ialah stimulasi (merangsang), terutama merangsang kerja motorik, mempertinggi fungsi persendian, memperlancar sirkulasi dan merangsang energi. Kepada olahragawan yang gugup, massage dapat menenangkanya. Massage yang dipilih dalam massage iniialah yang merangsang, hidup dan agak kuat tetapi dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage, frictions, dan tapotement. Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan pertandingan, karena efek massage akan menurun setelah beberapa menit.oleh karena itu massage ini dapat dilakukan diatas pakainan olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan dengan baik maka iti dianjurkan.
3)             Massage dalam pertandingan
Sewaktu olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau masih menghadapi pertandingan pada jam yang sama atau keadaan dimana olahrgawan masih harus bertanding lagi atau dalam pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan segera, maka massage diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi organisme, mengembalikan fungsi organisme, regenerisasi kekuatan, melawan kelelahan, menyembuhkan cedera-cedera kecil baik fungsional maupu trauma seperti pegal, kaku, linu dan nyeri disebabkan benturan. Tarikan atau terputar. Keadaan demikian seringkali perlu ditolong di tempat atau di pinggir lapangan. Dengan massage diusahakan dalam waktu singkat menyembuhkan gangguan fungsional tanpa harus menghentikan olahragawan dari pertandinagan serta mencegah menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap gawat tentu todak termasuk ke dalam keadaan yang dimaksud. Dalam hanl ini perlu melibatkan seorang dokter.
Massage dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian masseur karena diperlukan teknik dan prosedur yang lebih tepat. Menipulasi yang digunakan pada umumya adalah manipulasi yang berat seperti effleurage dan compression, namun dikerjakan secara lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi dan pergantian dalam jaringan. Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk menurunkan tegangan. 
4)             Massage setelah pertandingan
Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan kelainan fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu proses pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam gejala yang biasa menyertai kelelahan seperti peresaan lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya diberikan segera setelah berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan kembalinya denyut nadi ke keadaan normal. Tetapi dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan maka massage ditangguhkan sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup lama. Massage diberikan terutama terhadap otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan dalam, hati-hati, tenang dan halus. Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke kedaaan normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi dan shaking diberikan untuk mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus otot.
2.6         Manfaat dan Tujuan Massage
Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:
a)             Mengurangi bengkakan atau pendarahan pada sendi.
b)             Membuat istirahat sendi.
c)             Mampercepat penyerapan.
d)            Mencegah timbulnya jaringan pivrose yang berlabihan.
e)             Mengembalikan fungsi sendi, dll.
Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah, rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.
Perubahan fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh over stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi seperti pada dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:
1)             Kejang otot.
Kejang otot dapat timbul karena:
a)             Otot kurang telatih.
b)             Kurang pemanasan, artinya kurang sempurna untuk melakukan kerja berat.
c)             Terlalu payah karena kegiatan yang panjang.
d)            Keasaan jiwa, misalnya karena baru pertama kali bertanding.
Sesungguhnya kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat, seyogyanya olahragawan dan pelatih sudah harus paham cara pertolongannya. Berdasarkan pengalaman dengan manipulasi yang berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya dengan effleurage, petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi dan shaking untuk menenangkan. Bila kekejangan terjadi akibat kepayahan, berikan manipulasi yang halus dan hati-hati. Yang penting ialah otot yang berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan dengan jalan tarikan. Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh pengaruh pusat ada dua pendapat. Ada yang berpendapat bahwa massage jangan diberikan, teteapi ada juga yang berpendapat boleh diberikan karena akan mengurangi keadaan itu.
2)             Contussion / distorsion.
Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari. Cedera demikian umumnya terjadi pada persendian.
Massage pada keadaan ini:
a)             Diberikan sekitar persendian dengan frictions, rolling, petrissage.
b)             Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions, petrissage.
c)             Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk mengurangu rasa sakit.
d)            Deberikan pada bagian distal dengan effleurage yang halus.
Pada kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan pendarahan dan sobekan kapsula sendi. Jika demikian masage harus ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu lama untuk menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau penumbuhan diantara otot dan jaringan. Jika keadaan ini sidah sembuh, masssage diberikan untuk mempebaiki sirkulasi.
3)             Luxasio / dislocation.
Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage diberikan setelah perawatan taga atau empat hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan intra articular dapat diperbanyak. Luksasi pada articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage. Luksasi yang agak parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun demikian biasanya masih terdapat keluhan.
4)             Fraktura.
Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan pekerjaan dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn lengketan kulit dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang dipergunakan ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada persendian. Di ssamping itu kita laksanakan pula latihan persendian (joint movement exercises prosedure).


BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi pasien, dan Penggunaan alat-alat massage.
Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan.
3.2         Saran-saran
Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan baby oil atau hand body sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah untuk di manipulasi pada massage.


DAFTAR PUSTAKA


Lani, Ahmad. 2003. Massage. Malang: Rinjani Print
banner
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Blog Archive

Advertising